The best day in my life?

Bismillahirrahmanirrahim..

Habis sholat maghrib iseng-iseng liat tanggalan; tanggal 28. Kemaren saya berseru-seru ngomong ke temen kosan saya bahwa hari itu bertepatan dengan 21,5 tahun usia saya. Penting banget. Waktu itu berlari. Beneran deh.

Selain inget bahwa usia udah nggak muda lagi, saya akhirnya nginget-nginget perjalanan 2 minggu lalu. Belum bisa move on, dong! Saya ini sebenernya adalah pengingat yang payah. Entah itu jalan, nomor, nama orang, momen, saya gampang banget lupanya. Entah karena memorinya tidak begitu ‘wah’ untuk diingat atau bagaimana. Tapi kalau saya bisa mengingat suatu momen dari bertahun-tahun yang lalu mestilah momen itu memang sangat membekas.

Dua minggu lalu kan ceritanya saya baru jalan-jalan tuh. Saya masih inget beberapa hal tentang negara yang saya kunjungi 5 tahun lalu itu. Hal-hal yang begitu membekas dari perjalanan 5 hari 4 malam di 5 tahun lalu itu tidak begitu banyak. Saya hanya ingat bahwa saya berjalan kaki di tempat yang sangat nyaman dan banyak pepohonan di pinggir jalan serta masuk ke dalam sebuah mall yang terletak di bawah jalan. Udah itu aja. Pokoknya nggak gitu berkesan amat deh.

Tapi perjalanan 2 minggu lalu begitu beda. Saya bahkan masih ingat beberapa hari sebelum keberangkatan saya sudah tidak begitu sabar menunggu tanggal 14 September. Saya masih ingat dari detil naik taksi ke bandara – masuk bandara keberangkatan internasional untuk pertama kalinya – mengantri cukup lama untuk check in – mengantri untuk melewati imigrasi dan makan di sebuah tempat makan sebelum masuk ruang tunggu untuk boarding – saling mencontek ketika mengisi form untuk melewati imigrasi di Singapur, saya diapit Ayah Ibuk – terbang 1,5 jam.

Dan saya sekarang duduk di kamar kos sepi seorang diri, rasanya kangen banget ama masa liburan kemaren. Perasaan meledak-ledak kemudian kamu bisa sampai bisa menangis sesenggukan ketika mengingat suatu momen, bisakah kita simpulkan bahwa mungkin itu adalah hari-hari terbaik kita?

Hampir 22 tahun hidup akhirnya saya mengetahui rasanya ‘hari terbaik’. Mungkin ada yang merasa bahwa hari terbaiknya adalah ketika mereka lulus sekolah, atau diterima di Univ yang mereka inginkan atau saat menikah mungkin. Tapi saya beda. Momen terbaik saya adalah 2 minggu lalu; tanggal 14 September – 17 September 2014, bersama Ayah Ibu saya. Those days were my best days in my life. Duh gimana yang ngungkapinnya ya, terlalu banyak yang menari-nari di kepala tapi begitu susah untuk diungkapkan dalam tulisan. Saya jatuh cinta dengan semua yang saya alami saat itu; lingkungannya, orang-orang, udara.

Setelah 2 minggu terlewati semua memori yang dialami masih begitu lekat di kepala. Sudahlah, saya terlalu bingung untuk menuliskannya. Saya ingin menikmati memori ini lebih lama, selagi bisa. Semoga hal yang sama bisa terjadi lagi di masa depan. Aamiin.

Ah, rasanya saya ingin meledak saking senangnya. Seperti film yang diputar ulang terus menerus. Menyenangkan!

Saya tidak bosan dengan Singapura walaupun sudah mengunjunginya 2 kali; setelah ini jika ada kesempatan saya akan mengunjunginya lagi dan lagi dengan orang-orang yang saya cintai, insyaAllah :mrgreen: .

And, what’s yours? The best day in your life, tell me 🙂

DSC_0226

Salah satu yang saya suka; jalan yang nyaman untuk pedestrian! Kita bisa jalan santai sambil nikmati sekitar 😀DSC_0254

DSC_0263

DSC_0268

DSC_0274

DSC_0275

DSC_0374

Saya suka suasananya! >_<

4 responses to “The best day in my life?

  1. Enak y bisa jln2 breng ortu k luar negeri. G salah klo km sbut ini the best day in your life. hope i can do it too soon… someday. amiiin

Tinggalkan Balasan ke Fathia Rahma Batalkan balasan